Health & Nutrition

Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung di Indonesia

3 mins 11 March 2019

Penyakit tidak menular atau Non-Communicable Disease (NCD) seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes masih menjadi ancaman besar di Indonesia. Penyakit jantung sendiri menjadi salah satu penyumbang kematian terbesar baik di negara kita maupun dunia. Lalu, apa saja yang menjadi faktor risiko utama penyakit tersebut?

Jantung merupakan pusat sistem kardiovaskular atau sistem peredaran darah dalam tubuh kita. Jantung bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Darah tersebut mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan setiap organ dan sel tubuh dalam menjalankan fungsinya masing-masing. Sebab itulah, memiliki jantung yang sehat sangat penting untuk kesehatan kita secara keseluruhan. Sayangnya, penyakit jantung menjadi masalah kesehatan utama di dunia, bahkan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung, atau sekitar 31 persen dari seluruh kematian di dunia. Di Indonesia sendiri, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab 37% kematian di Indonesia, menurut data WHO tahun 2014. Stroke adalah penyebab kematian nomor satu, diikuti oleh penyakit jantung koroner dan diabetes.

Laman georgeinstitute.org menyebutkan, faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas dan kebiasaan merokok merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap beban penyakit kardiovaskular di Indonesia. Prevalensi faktor risiko kardiovaskular menurut hasil survei kesehatan populasi adalah sebagai berikut: 65% pria merokok tembakau, 30% memiliki kolesterol tinggi, 23% memiliki tekanan darah tinggi, 20% adalah mereka yang kelebihan berat badan, dan 6% menderita diabetes. Pada wanita, 2% merokok tembakau, 40% memiliki kolesterol tinggi, 29% memiliki tekanan darah tinggi, 33% kelebihan berat badan, dan 8% menderita diabetes.

 

  • Rokok

Mengutip laman copenhagenconsensus.com, Indonesia memiliki tingkat penggunaan rokok tertinggi dan persentase perokok muda tertinggi di dunia. Pada 2010, 41% anak laki-laki berusia 13-15 tahun merokok dan lebih dari 65% pria dewasa merokok secara teratur.

 

  • Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemicu kolesterol tinggi termasuk pola makan yang buruk dan banyak mengonsumsi lemak trans, kelebihan berat badan, aktivitas fisik yang kurang, usia dan faktor keturunan.

 

  • Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama stroke. Studi Riskesdas menemukan lebih dari satu seperempat orang Indonesia memiliki tekanan darah tinggi, yakni di atas 140/90mmHg. Proporsi orang dengan tekanan darah tinggi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Tekanan darah tinggi dapat dikontrol dengan mengurangi garam dalam makanan. Kebijakan publik tentang pembatasan garam dalam makanan olahan sangat efektif di sejumlah negara, termasuk Cina.

 

  • Kelebihan Berat Badan

Menurut hasil riset kesehatan dasar atau Riskesdas yang dirilis 2 Nopember 2018, tingkat obesitas pada orang dewasa di Indonesia meningkat menjadi 21,8 persen. Prevalensi ini meningkat dari hasil Riskesdas 2013 yang menyebut bahwa angka obesitas di Indonesia hanya mencapai 14,8 persen. Begitu juga dengan prevalensi berat badan berlebih, juga meningkat dari 11,5 persen di 2013 menjadi 13,6 persen di tahun 2018.

 

  • Diabetes

Diabetes ditentukan dari kadar gula darah. Kadar gula darah disebut terlalu tinggi  jika melebihi angka 200 mg/dL atau hiperglikemia, menurut Departemen Kesehatan RI. Hiperglikemia sering terjadi pada penderita diabetes.

Itulah beberapa faktor risiko utama penyakit kardiovaskular di Indonesia. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung, pengobatan dan pengendalian faktor risiko kardiovaskular membuat kasus penyakit jantung dan pembuluh darah ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Mirisnya lagi, jumlah usia penderita semakin muda saja. Padahal penyakit ini bisa dicegah dan dikendalikan faktor risikonya, dengan cara tidak merokok, pola makan yang sehat dan seimbang serta giat beraktivitas fisik. Mengatasi kesenjangan ini dengan cara menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jantung dapat mengurangi dan mencegah penyakit kardiovaskular.

Ada cara mudah untuk memulai kebiasaan gaya hidup sehat seperti program yang diusung Yayasan Jantung Indonesia, yakni lewat program SEHAT, yaitu:

Seimbangkan gizi

Enyahkan rokok

Hadapi dan atasi stres

Awasi tekanan darah, kolesterol, gula darah, BMI dan lingkar pinggang.

Teratur (bagi orang sehat) dan terukur (bagi pasien penyakit jantung) berolahraga.

Dengan jantung yang sehat, kehidupan kita menjadi lebih berkualitas.

Sumber:

https://www.copenhagenconsensus.com/publication/indonesia-perspectives-non-communicable-diseases

https://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/

https://www.georgeinstitute.org/sites/default/files/reducing-the-burden-of-cvd-in-indonesia-evidence-review.pdf