Health & Nutrition

Waspadai Kelainan pada Tulang: Osteopenia!

3 mins 6 May 2021

Osteopenia merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density) yang rendah dari nilai puncak BMD normal. Kondisi ini mempengaruhi massa dan kekuatan otot yang juga ikut berkurang. Disebut juga kelainan pada tulang, osteopenia bisa menjadi pemicu masalah tulang yang lebih bahaya seperti osteoporosis.

Umumnya kelainan tulang ini tidak menimbulkan gejala dan bisa diatasi untuk menurunkan risiko terkena osteoporosis atau pengeroposan tulang. Namun, tidak semua penderita osteopenia akan menderita osteoporosis. Untuk memastikan tidak terkena penyakit tulang yang lebih berbahaya, Anda perlu mengetahui cara mengatasi kondisi ini sebagai upaya untuk melindungi tulang.

 

Seberapa Umumkah Osteopenia?

Kelainan pada tulang ini umum terjadi, tapi sepertiga kasus dialami oleh kelompok berusia 50 tahun ke atas. Faktor keturunan juga bisa menjadi pemicu seseorang memiliki osteopenia. Kebanyakan penderita kelainan tulang ini dialami oleh wanita karena pada dasarnya mereka memiliki massa tulang yang lebih rendah dari pria. Kurangnya asupan kalsium yang merupakan salah satu nutrisi penting untuk menjaga kesehatan tulang juga menjadi pemicu kondisi ini.

 

Gejala dan Penyebab Osteopenia

Karena tidak sering menimbulkan gejala, osteopenia sulit untuk dideteksi lebih awal. Tetapi, gejala umum yang dialami oleh penderita kelainan pada tulang ini adalah adanya penurunan tinggi badan. Biasanya seseorang akan mengalami penurunan tinggi badan sekitar 2,5 cm saat puncak tinggi badan di usia dewasa sudah terlewati. Akan tetapi, jika tinggi badan menurun lebih dari 2,5 cm, maka hal tersebut bisa menjadi indikasi seseorang mengalami osteopenia.

Selain itu, gejala lain dari kelainan tulang ini adalah fraktur atau patah tulang. Bila dilihat dari penyebabnya, osteopenia bisa terjadi seiring bertambahnya usia dan tulang mengalami perubahan. Jika usia masih muda, tulang baru akan lebih cepat tumbuh untuk menggantikan tulang lama dan rusak. Itulah sebabnya massa tulang akan semakin meningkat dan mencapai totalnya saat usia mencapai 35 tahun.

Namun, setelah melewati usia tersebut, tubuh akan lebih cepat memecah tulang lama dibanding menciptakan tulang baru. Hal inilah yang menyebabkan massa tulang berkurang dan menjadikannya lebih lemah serta mudah patah. Penurunan massa tulang secara alami ini yang akhirnya menimbulkan osteopenia.

 

Faktor Risiko Osteopenia

Semakin Anda memiliki faktor risiko berikut, semakin besar kemungkinan Anda mengidap kelainan pada tulang yang dikenal juga dengan sebutan osteopenia:

  • Menopause di usia dini atau di bawah usia 40 tahun;
  • Berusia di atas 65 tahun;
  • Kadar estrogen menurun akibat operasi pengangkatan ovarium;
  • Faktor genetik;
  • Memiliki riwayat hipertiroidisme atau aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan;
  • Memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebihan;
  • Memiliki masalah gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia;
  • Penggunaan obat anti konvulsan atau kortikosteroid jangka panjang.

 

Selain faktor risiko umum di atas, terdapat juga faktor risiko khusus yang dialami oleh wanita berisiko terkena kelainan pada tulang ini:

  • Massa tulang yang dimiliki wanita secara menyeluruh lebih rendah dan menyerap lebih sedikit kalsium dibandingkan tulang pria.
  • Ketika mengalami menopause, kecepatan pengeroposan tulang lebih cepat karena adanya penurunan kadar estrogen yang penting untuk menjaga kesehatan tulang.

 

Cara Mencegah Osteopenia

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, sebelum Anda berisiko terkena kelainan pada tulang atau osteopenia, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan berikut ini:

  • Aktif bergerak dan lakukan olahraga secara rutin, paling tidak 30 menit sehari;
  • Berhenti merokok serta jauhi asap rokok;
  • Obat-obat tertentu seperti obat anti kejang dan obat kortikosteroid harus digunakan sesuai anjuran dokter;
  • Setelah berkonsultasi pada dokter, lakukan tes kepadatan tulang jika sudah mengalami menopause atau berusia 65 tahun ke atas;
  • Penuhi asupan vitamin D dan kalsium dengan mengonsumsi ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, produk susu tanpa lemak, biji-bijian.

Bila terindikasi mengidap osteopenia, Anda bisa melakukan beberapa pengobatan yang bahkan bisa dilakukan rutin di rumah saja. Misalnya berolahraga rutin, memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh khususnya yang dapat menjaga kesehatan tulang, dan mengonsumsi obat-obatan.

Namun, dalam mengonsumsi obat-obatan, Anda perlu memperhatikan efek sampingnya agar tidak memperparah kondisi kelainan pada tulang ini. Pengobatan bagi penderita osteopenia erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Anda bisa memulainya dengan rutin berolahraga yang dapat melatih kekuatan tulang, meningkatkan keseimbangan tubuh, membangun massa otot, serta mencegah patah tulang.

Olahraga yang bisa dilakukan seperti angkat beban, jogging, jalan cepat, jalan santai, atau turun naik tangga. Memenuhi asupan vitamin D dan kalsium juga perlu diperhatikan. Pastikan Anda mengonsumsi makanan atau minuman penguat tulang yang terdiri dari kacang-kacangan, ayam, brokoli, jeruk hingga yogurt.

Selain itu, Anda juga bisa mendukung upaya Anda dengan minum Anlene Gold Plus yang memiliki kandungan 3000 mg serat pangan untuk membantu menjaga kadar kolesterol tetap normal, 525 mg kalium kalium untuk menjaga tekanan darah supaya lebih terkendali, serta tanpa tambahan gula yang tentunya baik untuk orang dengan riwayat penyakit diabetes.

Dengan mengonsumsi asupan yang penting bagi organ tubuh, khususnya tulang, Anda dapat terhindar dari kelainan pada tulang atau osteopenia yang dapat menyebabkan penyakit tulang yang lebih berbahaya seperti osteoporosis.