Body & Mind

Penyakit Autoimun: Seperti Apa Itu dan Apakah Berbahaya?

4 mins 6 April 2022

Tidak sedikit orang yang masih belum mengetahui apa itu penyakit autoimun atau penyakit kelainan kekebalan tubuh. Padahal, jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada organ tubuh bahkan hingga memicu kematian. Namun, sama seperti jenis penyakit lainnya, kondisi autoimun ini mudah ditangani bila didiagnosa lebih awal. Itu sebabnya sangat penting bagi Anda mengetahui penyebab autoimun dan gejala autoimun. Untuk lebih jelasnya, simak informasi di bawah ini sampai akhir!

 

Memahami Penyakit Autoimun

 

Autoimun merupakan suatu kondisi di mana sistem imun atau kekebalan tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal. Sistem imun sangat penting untuk melawan bakteri, infeksi virus, dan benda asing lainnya yang hendak menyerang tubuh. Bayangkan jika imun Anda tidak dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Tubuh Anda pastinya akan rentan terkena serangan berbagai penyakit.

 

Saking berbahayanya, penyakit autoimun termasuk dalam penyakit kronis yang secara bertahap dapat mengganggu kesehatan Anda.  Setidaknya ada 80 jenis penyakit yang digolongkan pada kondisi autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala autoimun yang mirip, seperti demam, kelelahan, dan nyeri otot.

 

Sebenarnya penyebab autoimun masih belum diketahui secara pasti. Tetapi, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun, antara lain:

  • Keluarga memiliki riwayat penyakit autoimun.

  • Kebiasan merokok.

  • Terpapar bahan kimia berbahaya dan sinar UVA dan UVB matahari.

  • Berjenis kelamin perempuan.

  • Pengguna obat-obatan yang berdampak pada sistem kekebalan tubuh seperti antibiotik dan obat yang dikonsumsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (simvastatin).

  • Terkena  infeksi virus atau bakteri seperti infeksi virus Epstein Barr.

  • Berat badan berlebih atau obesitas.

  • Perubahan hormon.

 

Penyakit autoimun sendiri terbagi dalam dua kelompok, yaitu:

  • Penyakit autoimun sistemik; menyerang seluruh organ tubuh, misalnya rheumatoid arthritis dan lupus.

  • Penyakit autoimun organ spesifik; menyerang satu organ tubuh tertentu, contohnya vitiligo yang hanya menyerang area kulit.

 

Meski dapat dialami oleh siapa saja, sebanyak 80% pengidap gangguan sistem kekebalan tubuh adalah kaum wanita. Nah, sebagai tindakan pencegahan dari penyakit autoimun, pastikan Anda terhindar dari risiko di atas. Penyakit ini pun akan cepat tertangani bila segera terdiagnosa dan ditangani untuk menghindari berbagai komplikasi.

 

Gejala Penyakit Autoimun

 

Karena termasuk dalam masalah kesehatan yang berjalan dengan lambat, penyakit autoimun sulit didiagnosis di awal kemunculannya. Belum lagi gejalanya mirip dengan penyakit lain. Berbagai penyakit yang dipicu oleh gangguan kekebalan tubuh pun tidaklah sedikit sehingga beberapa gejala tidak bisa disamaratakan. Tetapi, secara umum gejala autoimun adalah sebagai berikut:

  • Nyeri di bagian sendi khususnya sendi lutut, pergelangan tangan, punggung tangan, dan buku-buku jari. Nyeri ini muncul pada kedua sisi dan kanan serta diiringi pembengkakan atau kekakuan sendi sehingga membuat seseorang akan kesulitan bergerak.

  • Nyeri di seluruh tubuh yang menimbulkan sensasi seperti ditusuk-tusuk.

  • Muncul demam ringan yang membuat tubuh terasa agak hangat dari biasanya. Tetapi, ketika diperiksa menggunakan termometer, suhu tubuh masih di batas normal.

  • Kelelahan yang berkepanjangan dan berlebihan ketika selesai beraktivitas hingga membuat tubuh terasa berat dan sulit bergerak.

  • Sering terkena sariawan.

  • Brain fog atau kondisi di mana otak seperti diselimuti kabut sehingga seseorang akan sulit fokus atau kehilangan memori saat sedang menulis atau berbicara.

 

Beragam Jenis Penyakit Autoimun

 

Dari sekian banyaknya penyakit yang dipicu karena masalah gangguan sistem imun, ada 15 jenis penyakit yang lebih umum ditemui. Di antaranya:

 

Rheumatoid Arthritis (RA)

 

Termasuk dalam jenis penyakit autoimun sistemik, rheumatoid arthritis menyerang seluruh persendian di tubuh terutama sendi di tangan. Gejala awal yang muncul adalah rasa kaku dan nyeri di jari tangan, khususnya di pagi hari. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan cacat sendi permanen.

 

Lupus

 

Penyakit autoimun ini ditandai oleh gejala awal, seperti sering sariawan, demam berulang, rambut rontok, nyeri sendi kronis, kelainan kulit yang sulit sembuh, dan kulit pucat. Dalam jangka panjang, penyakit lupus dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan otak.

 

Diabetes Tipe 1

 

Tipe diabetes ini bisa terdeteksi sejak usia muda. Umumnya diabetes tipe 1 disebabkan oleh serangan terhadap sel-sel pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Akibatnya tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah yang dapat memicu kerusakan pada otak, mata, jantung, pembuluh darah, atau ginjal.

 

Multiple Sclerosis (MS)

 

Jenis penyakit autoimun yang menyerang selubung mielin atau lapisan yang melindungi sel saraf di sistem saraf pusat. Kerusakan ini akan memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh.  Gejala yang ditimbulkan oleh multiple sclerosis di antaranya masalah keseimbangan, tubuh melemah, mati rasa, dan sulit berjalan.

 

Radang Usus

 

Disebut juga inflammatory bowel disease (IBD), penyakit ini memicu peradangan pada lapisan dinding usus sehingga mempengaruhi bagian saluran pencernaan. IBD juga terbagi dalam beberapa jenis seperti kolitis ulserativa yang menyerang lapisan usus besar (kolon) dan rektum serta penyakit crohn yang menimbulkan peradangan saluran pencernaan dari mulut hingga anus.

 

Psoriasis atau Psoriatic Arthritis

 

Biasanya tubuh kita mengalami pergantian sel-sel kulit. Kondisi ini terbilang normal, tapi bila terjadi terlalu cepat akan timbul kondisi yang disebut psoriasis. Sel tersebut akan menumpuk dan membentuk bercak merah dengan sisik putih dari plak pada kulit. Sekitar 30% penderita jenis penyakit autoimun ini mengalami kekakuan, pembengkakan, dan nyeri di area persendian.

 

Penyakit Addison

 

Jenis penyakit autoimun ini menyerang kelenjar adrenal penghasil hormone aldosterone, androgen, dan kortisol. Kekurangan hormon-hormon tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti tubuh tidak mampu menyimpan dan menggunakan karbohidrat serta glukosa, darah akan kekurangan kalium dan natrium yang berlebihan, dsb. Dilihat dari gejalanya, penderita penyakit Addison akan mengalami gula darah rendah, kelelahan, tubuh melemah, dan penurunan berat badan.

 

Penyakit Graves

 

Penyakit ini menyerang kelenjar tiroid yang terdapat di leher sehingga menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hormon ini berfungsi untuk mengendalikan penggunaan energi di tubuh atau disebut metabolisme. Namun, jika produksi hormonnya berlebihan, aktivitas di tubuh akan meningkat hingga menyebabkan berbagai gejala seperti penurunan  berat badan drastis, tidak tahan panas, jantung berdetak lebih cepat, dan kegugupan. Namun, gejala penyakit Graves yang paling potensial adalah exophthalmos atau kondisi mata melotot.

 

Tiroiditis Hashimoto

 

Sebaliknya, jenis penyakit autoimun ini dipicu oleh produksi hormon tiroid yang melambat hingga mengalami defisiensi. Gejala tiroiditis hashimoto meliputi kelelahan, gondok (pembengkakan tiroid), tidak tahan dingin, berat badan naik, dan rambut rontok.

 

Sindrom Sjögren

 

Penyakit sindrom sjögren menyerang kelenjar yang berfungsi memberikan pelumas pada area mulut dan mata. Itu sebabnya, gejala dari jenis penyakit autoimun ini adalah mata dan mulut kering sekaligus mempengaruhi kulit dan persendian.

 

Penyakit Myasthenia Gravis

 

Gangguan kesehatan pada impuls saraf yang membantu otak untuk mengendalikan kinerja otot. Jika komunikasi antara saraf dan otot terganggu, otak tidak bisa mengirimkan sinyal untuk mulai berkontraksi. Gejala paling umum yang dialami penderita jenis penyakit autoimun ini adalah otot melemah yang semakin memburuk setiap beraktivitas.

 

Anemia Pernisiosa

 

Kondisi ini mengakibatkan tubuh kekurangan protein yang diproduksi oleh sel-sel lapisan perut. Protein tersebut dibutuhkan usus halus untuk menyerap vitamin B12 dari makanan. Jika vitamin tersebut tidak terserap dengan baik, seseorang akan terserang anemia serta terjadinya perubahan pada kemampuan tubuh untuk menghasilkan sintesis DNA yang tepat.

 

Penyakit Celiac

 

Penderita jenis penyakit autoimun ini tidak mampu mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan gluten yang terdapat pada produk susu atau produk biji-bijian. Jika dikonsumsi, sistem kekebalan tubuh akan menyerang saluran pencernaan dan menimbulkan peradangan. Penderita penyakit celiac umumnya memiliki gejala seperti perut kembung, begah atau gas lambung berlebihan, diare, anemia defisiensi besi, ruam dan gatal di kulit, sembelit, dan penurunan berat badan.

 

Vaskulitis Autoimun

 

Jenis penyakit autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah. Akibatnya tubuh akan mengalami peradangan karena pembuluh vena dan arteri menyempit. Kondisi ini juga menyebabkan peredaran darah yang mengalir melalui dua pembuluh darah tersebut semakin sedikit.

 

Ankylosing Spondylitis

 

Penyakit ini lebih sering menyerang pria di usia muda. Gejala yang ditimbulkan berupa sakit pinggang di pagi hari dan akan terasa membaik setelah melakukan aktivitas fisik. Jika tidak segera diobati, ruas tulang belakang akan menyatu dan menyebabkan kekakuan hingga sulit membungkuk.

 

Itulah beberapa jenis penyakit autoimun yang paling sering ditemui. Bila Anda mengalami gejala yang dipaparkan di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang akurat.

 

Cara Mencegah Penyakit Autoimun

 

Ada beberapa hal yang bisa Anda terapkan untuk mencegah gangguan autoimun, seperti:

 

Tidak Merokok

 

Perokok memiliki risiko tinggi terkena penyakit auto imun. Oleh sebab itu, hentikan kebiasaan merokok untuk mencegah penyakit ini. Mulailah menerapkan gaya hidup sehat untuk terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.

 

Rutin Berolahraga

 

Olahraga dapat menjaga tubuh Anda tetap bugar sekaligus terhindar dari risiko penyakit berbahaya seperti penyakit autoimun. Ingat ya, tubuh yang sehat dan kuat berarti sistem imun Anda dapat bekerja secara optimal untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri dan virus yang berbahaya.

 

Nutrisi Seimbang

 

Rutin berolahraga saja tidak cukup, Anda perlu memastikan makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi dapat mencegah serta mengatasi peradangan dalam tubuh. Selain itu, makanan bernutrisi juga dapat membantu sistem imun bekerja aktif untuk menghindarkan tubuh dari serangan penyakit autoimun.

 

Gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah berbagai macam risiko penyakit pada tubuh Anda. Untuk itu, sangat penting untuk secara rutin selalu menerapkan gaya hidup sehat seperti tetap beraktivitas dan berolahraga, serta konsumsi makanan bergizi seimbang dan dukung dengan minum Anlene setiap hari.

 

Anlene hadir dalam dua pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Ada Anlene Gold 5X dan Anlene Actifit 3X yang merupakan susu untuk orang dewasa dengan formula MOVEMAX yang mengandung nutrisi superior untuk menjaga kesehatan tulang, kelenturan sendi, serta kekuatan otot.

 

Anlene Gold 5X juga mengandung nutrisi tambahan, yaitu kalium untuk menjaga tekanan darah tetap normal, kandungan serat yang cukup, serta ekstra vitamin B12 yang berperan dalam menjaga kesehatan sirkulasi darah dan pembentukan sel darah merah. Kemudian, Anlene Actifit 3X memiliki kandungan kolagen 100 mg/saji yang akan membantu pembentukan dan pemeliharaan jaringan kolagen.

 

Anlene Gold 5X dan Anlene Actifit 3X juga dilengkapi dengan formula HI ZEnC yang tinggi zinc, vitamin E dan vitamin C* untuk membantu menjaga sistem imun tubuh, sehingga dengan konsumsi rutin dua kali sehari, setiap hari, Anlene akan membantu memenuhi beragam nutrisi penting tubuh dan membantu menjaga sistem imun selalu kuat.

 

*Konsumsi Vitamin C, E dan Seng (Zink) yang cukup dapat berkontribusi dalam menjaga fungsi normal daya tahan tubuh, jika disertai dengan diet gizi seimbang.



Referensi:

betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/autoimmune-disorders

webmd.com/a-to-z-guides/autoimmune-diseases

healthline.com/health/autoimmune-disorders#diagnosis

klikdokter.com/penyakit/penyakit-autoimun

tirto.id/apa-itu-penyakit-autoimun-penyebab-gejala-yang-perlu-diwaspadai-gma9

hellosehat.com/sehat/gejala-umum/penyakit-autoimun-adalah/

alodokter.com/penyakit-autoimun

alodokter.com/penyakit-autoimun-berarti-tubuh-menyerang-diri-sendiri

halodoc.com/kesehatan/penyakit-autoimun

health.kompas.com/read/2021/02/28/170800768/14-jenis-penyakit-autoimun-yang-perlu-diwaspadai?page=all