Body & Mind

Tips Tetap Kuat, Lentur, dan Berenergi di Usia Emas Lansia

3 mins 12 July 2021

Usia emas pada lansia biasanya ketika memasuki usia 60 tahun. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi para lansia di usia tersebut yang sering kali menjadi penghambat untuk tetap aktif. Padahal dengan tetap aktif, para lansia bisa terus menjaga kesehatan mereka. Lantas, bagaimana caranya agar bisa tetap aktif dan berenergi di usia yang tak lagi muda? Yuk, simak ulasan berikut untuk mencari tahu jawabannya!

 

Apa Itu Usia Emas Bagi Para Lansia?

Lanjut usia, atau yang lebih dikenal dengan lansia, adalah ketika manusia memasuki usia 60 tahun. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa lanjut usia menandakan bahwa dirinya sudah tidak produktif, akan ada banyak penyakit yang mengintainya, segala geraknya bakal terbatas, dan hidupnya tidak akan lama lagi.

Padahal, lanjut usia dapat dikatakan sebagai usia emas manusia, karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut. Inilah sebabnya, sudah sepantasnya lanjut usia disambut dengan perasaan suka cita dan dukungan yang kuat dari orang-orang di sekitarnya agar mereka dapat menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.

Kepedulian dan perhatian orang-orang di sekitar lansia juga berperan penting dalam memotivasi lansia agar lebih aktif. Dengan begitu, lansia dapat menikmati usia emasnya lebih produktif, berguna, dan tentunya bahagia.

 

Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Tidak dapat dipungkiri, seiring bertambahnya usia, tubuh akan mengalami berbagai perubahan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh dan fungsi organ tubuh semakin menurun seiring usia yang terus bertambah.

Di bawah ini adalah sejumlah perubahan yang dapat terjadi pada tubuh seiring dengan bertambahnya usia yang harus diketahui dan dihadapi.

●  Perubahan pada Kulit

Salah satu perubahan paling ketara saat memasuki usia yang tidak lagi muda adalah kulit yang kendur dan keriput. Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya umur, tubuh kita akan lebih lambat dan bahkan sedikit dalam memproduksi kolagen.

Kolagen sendiri adalah salah satu protein yang berperan penting dalam membangun dan mendukung banyak jaringan, termasuk elastisitas dan kekenyalan kulit. Di sisi lain, memasuki usia emas, kelenjar keringat di kulit juga menyusut. Alhasil, kulit lansia cenderung lebih kering daripada mereka yang usianya masih muda.

●  Perubahan pada Otak dan Sistem Saraf

Otak adalah organ vital tubuh yang menjadi pusat dari sistem saraf yang bertugas mengendalikan semua pergerakan manusia. Proses penuaan akan mempengaruhi fungsi otak dan sistem saraf yang berdampak langsung pada kemampuan berpikir, mengingat, menyerap informasi, dan memecahkan masalah. Hal tersebut juga mempengaruhi aktivitas motorik lansia, mulai dari keseimbangan tubuh, kelincahan, dan kecepatan dalam beraktivitas.

●  Perubahan pada Sistem Pencernaan

Pertambahan usia nyatanya juga disertai dengan penurunan fungsi sistem pencernaan. Pada lansia, otot-otot pencernaannya akan lebih kaku dan lemah, sehingga kurang efisien dalam mencerna makanan.

Tidak hanya itu, jaringan pencernaannya juga mudah rusak dan lebih lambat dalam memproduksi sel baru. Akibatnya, lansia akan lebih rentan terkena masalah pencernaan, seperti diare, sembelit, asam lambung naik.

●  Perubahan pada Sistem Indera

Terjadi berbagai perubahan pada sistem indera di usia tua, seperti penglihatan dan pendengaran. Penglihatan lansia cenderung akan menurun dikarenakan lensa mata yang berubah menjadi lebih keras seiring bertambahnya umur.

Alhasil, ketajaman penglihatan lansia akan berkurang, sehingga kerap kali mereka memerlukan bantuan kacamata agar dapat melihat dengan fokus. Sementara berkurangnya saraf pendengaran dan melemahnya struktur telinga juga mempengaruhi kemampuan lansia untuk mendengar dan membedakan volume bicaranya sendiri.

●  Perubahan pada Tulang

Proses penuaan pun menyebabkan kepadatan tulang menyusut, serta kehilangan kekuatan dan fleksibilitas pada otot. Bukan hanya itu, pertumbuhan tulang bagian luar seiring bertambahnya usia juga cenderung lebih lemah dan tipis daripada saat masih muda. Berbagai hal tadi membuat lansia sangat rentan mengalami masalah kesehatan, termasuk gangguan tulang seperti osteoporosis.

Jika sudah terkena osteoporosis, umumnya lansia akan lebih mudah untuk mengalami nyeri tulang, perubahan postur tubuh, cedera, patah tulang, dan masih banyak lainnya. Risiko tersebut semakin serius bila saat muda abai dalam menjaga kesehatan tulang.

 

Tips agar Tetap Aktif di Usia Emas Bagi Para Lansia

Proses penuaan adalah hal yang pasti, sehingga tidak dapat terhindari dari perjalanan hidup manusia. Kendati hal tersebut menyebabkan perubahan di hampir semua bagian tubuh, Anda dapat menunda atau memperlambat proses penuaan dengan sejumlah kebiasaan sederhana. Dengan begitu, Anda dapat menjalani kehidupan di usia emas dengan lebih aktif dan sehat.

Di bawah ini adalah sejumlah kebiasaan baik yang dapat membuat lansia hidup lebih aktif dan sehat.

●  Istirahat Cukup

Semakin bertambah usia, jam tidur seseorang biasanya akan lebih sedikit. Lansia umumnya akan lebih sering bangun di tengah malam, susah untuk tidur nyenyak, dan terus mengantuk di siang hari.

Berbagai gangguan tersebut bila dibiarkan terus-terusan dapat menyebabkan berbagai masalah mulai dari stres kronis, depresi, penurunan fungsi otak, mudah pikun, sulit konsentrasi, hingga lebih mudah jatuh di malam hari.

Gangguan tidur ini juga bisa meningkatkan risiko lansia mengalami penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes yang tidak terkontrol, hingga masalah berat badan. Inilah sebabnya, Salah satu kunci penting untuk menjaga kesehatan di usia lanjut adalah dengan mendapatkan istirahat yang cukup.

Istirahat di sini meliputi tidur yang cukup setidak setidaknya 7-8 jam setiap hari. Agar jam tidur lansia lebih terkontrol, buatlah jadwal tidur yang teratur. Usahakan untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari. Anda juga dapat membantu lansia agar bisa tidur yang nyenyak dengan memintanya untuk mandi air hangat sebelum tidur. Yang tidak kalah penting, pastikan kamar tidur yang ditempati lansia nyaman.

Misalnya dengan menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan agar udara di kamar lebih sejuk, pakai penutup mata atau sumbatan telinga untuk meredam cahaya dan suara bising. Bila suasana kamar nyaman, tubuh tentu akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri, sehingga akan lebih cepat pula untuk tidur.

●  Menjaga Berat Badan

Menjaga berat badan agar tetap ideal di usia lanjut memang tidak mudah, tapi hal ini harus dilakukan guna menjaga kesehatan lansia secara menyeluruh. Hal ini karena berat badan, entah itu yang kurang atau berlebih, dapat memengaruhi fungsi metabolisme dan fisik tubuh lansia.

Berat badan yang rendah dapat membuat lansia kehilangan massa dan kekuatan otot. Seiring waktu, kondisi tersebut dapat membuat mereka bergerak lebih lambat karena berkurangnya kekuatan genggaman tangan dan stamina. Kekurangan berat badan pada lansia juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, seperti lebih rentan mengalami patah tulang dan kekurangan nutrisi.

Kurang nutrisi sendiri dapat menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga lansia sangat mudah terinfeksi penyakit. Sedangkan kelebihan berat badan juga dapat berdampak buruk pada kondisi lansia. Seperti yang diketahui, kelebihan berat badan, alias obesitas, adalah akar dari berbagai penyakit kronis seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Lebih jauh, kondisi ini juga dapat membuat lansia kesulitan bergerak dan memicu masalah pernapasan. Dengan berbagai risiko yang sudah disebutkan tadi, itulah sebabnya, sangat penting bagi lansia untuk memperhatikan berat badannya supaya tidak mengalami obesitas maupun kekurangan badan.

●  Olahraga

Tips lainnya yang bisa dilakukan untuk dapat menjaga kesehatan di usia emas adalah dengan rutin berolahraga. Selain bikin badan lebih bugar, olahraga juga dapat membuat lebih bersemangat, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi stres lansia. Tak jauh berbeda dari orang muda, lansia disarankan untuk tetap aktif bergerak dan rutin berolahraga setidaknya 30-45 menit setiap harinya.

Untuk pilihan olahraganya sendiri sangat beragam, mulai dari jalan kaki, bersepeda, yoga, senam, pilates, dan masih banyak lainnya. Pada prinsipnya, lansia dapat melakukan jenis olahraga dan aktivitas fisik apa pun, asalkan tidak membahayakan kondisinya dan mereka mampu untuk melakukannya.

Sesederhana berkebun, bermain bersama cucu, atau bersih-bersih rumah juga sama baiknya. Yang terpenting, lansia aktif bergerak setiap hari. Jika sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit tertentu, ada baiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk menentukan jenis olahraga yang aman dan sesuai dengan kondisi mereka.

●  Pola Makan Sehat

Lansia juga wajib hukumnya untuk menerapkan pola makan sehat. Selain membantu memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan butuh, menerapkan pola makan sehat juga berguna untuk menjaga berat badan, yang pada akhirnya mengurangi risiko komplikasi penyakit seperti penyakit jantung dan diabetes.

Sebetulnya, tidak ada aturan khusus untuk pola makan lansia. Kuncinya, fokus pada asupan gizi seimbang, yang meliputi karbohidrat, lemak baik, protein, serat, dan vitamin dan mineral. Usahakan untuk mengonsumsi makanan segar, dan hindari segala jenis makanan olahan yang telah melewati berbagai proses dan menggunakan bahan pengawet.

Penting pula untuk mengatur porsi makan setiap hari. Lebih baik makan sering dengan porsi kecil, daripada makan langsung dengan porsi banyak. Idealnya, lansia makan besar sebanyak tiga kali sehari dengan makanan selingan dua kali sehari. Buat makanan yang lunak dan lembut bila lansia giginya sudah ompong atau gigi palsu yang dikenakannya kurang bekerja dengan baik.

Untuk membantu meningkatkan nafsu makan lansia, jangan ragu untuk mengajaknya makan bersama dengan anggota keluarga lain. Suasana meja makan yang semarak dapat membantu meningkatkan suasana hati lansia, sehingga mereka mau makan lebih banyak.

Lengkapi pola makan sehat dan tips lainnya di atas dengan minum Anlene Gold 5X setiap hari untuk memberikan nutrisi lebih pada tubuh. Anlene Gold 5X adalah susu untuk orang dewasa dengan formula MOVEMAX yang mengandung nutrisi superior untuk menjaga kesehatan tulang, kelenturan sendi, serta kekuatan otot.

Anlene Gold 5X hadir dengan nutrisi utama Gold 5X, yaitu kalsium yang tinggi, kolagen + vitamin C dan protein + vitamin B6. Selain itu, Anlene Gold 5X juga mengandung nutrisi tambahan, yaitu kalium untuk menjaga tekanan darah tetap normal, kandungan serat yang cukup, serta ekstra vitamin B12 yang berperan dalam menjaga kesehatan sirkulasi darah dan pembentukan sel darah merah.

Produk baru dari Anlene yang hadir tanpa penambahan gula sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes, dan rendah kolesterol ini akan membantu Anda dalam mendukung pola hidup sehat untuk tubuh yang sehat setiap hari. Minum Anlene Gold 5X dua kali sehari, setiap hari, agar Anda bisa tetap kuat, lentur dan berenergi setiap hari.