Health & Nutrition

10 Mitos tentang Jantung 

3 mins 21 January 2019

Tak hanya soal penyakit jantung, banyak mitos seputar kesehatan yang belum terbukti kebenarannya. Ada baiknya berhati-hati dengan apa yang kamu dengar dan baca, dan lebih bijak dalam memilah informasi yang benar tentang kesehatan jantung. Seperti beberapa mitos berikut ini, yang sebaiknya jangan dipercayai lagi:

Mitos #1: "Penyakit jantung hanya menyerang orangtua, anak muda tak perlu khawatir."

Tanpa sadar, pola dan gaya hidup yang kamu jalani akan berdampak ke kesehatan jantung. Nyatanya, plak yang menumpuk di pembuluh arteri dan menyebabkan terjadinya penyumbatan aliran darah ke jantung, juga bisa terjadi pada mereka yang masih muda. Kejadian ini memang tidak memandang usia, namun lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki riwayat obesitas dan diabetes tipe 2.

https://www.heartfoundation.org.au/news/heart-disease-in-young-people


Mitos #2: “Selalu akan ada tanda atau peringatan yang dirasakan jika mengalami tekanan darah tinggi.”

Tekanan darah tinggi dikenal dengan istilah “silent killer” karena penderitanya biasanya tidak tahu bahwa ia memilikinya. Cara untuk mengetahui apakah kamu memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan rutin memeriksakan tekanan darah. Lagipula, ada banyak alat yang bisa bantu kamu untuk melakukannya secara mandiri di rumah. Semakin dini terdeteksi, maka penyakit lain seperti jantung dan stroke serta ganggunan kesehatan lainnya bisa dicegah.


http://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/why-high-blood-pressure-is-a-silent-killer/what-are-the-symptoms-of-high-blood-pressure

https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-hypertension-symptoms

Mitos #3: “Penyakit jantung selalu ditandai dengan gejala nyeri pada bagian dada.”

Belum tentu. Kendati tak sepenuhnya mitos, penyakit jantung memang kerap didahului dengan gejala nyeri dada. Biasanya, ada juga gejala lain yang turut dirasakan seperti sesak napas, mual, merasa pusing, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada satu atau kedua lengan, rahang, leher atau punggung.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/penyebab-nyeri-dada-sebelah-kiri/


Mitos #4: “Diabetes tak akan memengaruhi kesehatan jantung selama saya rutin mengonsumsi obat.”

Mengobati diabetes memang dapat membantu mengurangi risiko atau menunda perkembangan penyakit kardiovaskular. Tetapi bahkan ketika kadar gula darah terkendali, kamu masih berisiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan stroke. Sebab itu, pengidap diabetes amat disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat yang menjauhi risiko penyakit jantung.


Mitos #5: “Jika ada riwayat dalam keluarga, tak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit jantung.”

Risiko penyakit jantung karena keturunan memang ada, tapi bukan berarti kamu tak bisa mencegahnya. Selalu ada tindakan pencegahan yang bisa lakukan. Caranya dengan memperbaiki gaya hidup. Perubahan ini dapat dilakukan dengan aktif berolahraga, meminimalisir stres, hingga mengatur pola makan sehat. Misalnya, dengan rutin mengonsumsi susu rendah kolesterol, rendah lemak jenuh, dan tanpa penambahan gula,Anlene Gold Plus dengan formula tambahan yaitu BEATPLUS, yang dapat membantu melengkapi gaya hidup sehat dengan asupan gizi yang baik untuk kesehatan jantung.


Mitos #6: “Tidak boleh berolahraga setelah mengalami serangan jantung.”

Tidak! Berolahragalah sesegera mungkin, untuk tetap bergerak aktif sesuai dengan saran dan pengawasan dokter, ya! The American Heart Association merekomendasikan setidaknya dua setengah jam aktivitas fisik dengan intensitas sedang setiap minggu terus menjaga kebugaran jantung.

Mitos #7: "Wanita lebih jarang terserang penyakit jantung dibandingkan pria."

Faktanya, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita, dan jumlah wanita yang meninggal karena penyakit jantung sama dengan pria. Info yang dirilis oleh Katar Health, perusahaan konsultan kesehatan di Amerika, menyebutkan bahwa angka pengidap penyakit jantung antara wanita dan laki-laki adalah sama.*

Mitos #8: "Hindari konsumsi lemak jika mengidap penyakit jantung."


Benar adanya untuk melakukan diet rendah lemak jenuh, lemak terhidrogenasi parsial, dan lemak trans. Tetapi lemak lain, terutama lemak tak jenuh sangat bermanfaat. Mengonsumsi ikan tinggi asam lemak omega-3, susu rendah kolesterol dan lemak tak jenuh, kacang, daging rendah lemak dan minyak zaitun dalam menu diet, justru dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

Mitos #9: "Serangan jantung kecil bukan masalah besar."

Faktanya, itu adalah tanda peringatan besar bahwa kamu memiliki penyakit jantung yang serius, dan tak menutup kemungkinan akan datangnya serangan jantung lainnya yang lebih parah.

Mitos #10: "Hindari mengonsumsi telur untuk menjaga kesehatan jantung."

Telur adalah sumber protein, vitamin D, vitamin B12, dan vitamin B lainnya, nutrisi yang sebenarnya dapat menurunkan risiko penyakit jantung, lho.Cara baik untuk mengonsumsinya adalah hindari atau tanpa memakan bagian kuningnya agar manfaatnya bisa didapatkan secara maksimal.

https://www.healthline.com/nutrition/how-many-eggs-should-you-eat#section2


Nah, itulah mitos seputar kesehatan jantung yang harus kamu ketahui.


* https://tirto.id/penyakit-kardiovaskular-pembunuh-nomor-satu-ckvS

https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/what-is-cardiovascular-disease/top-10-myths-about-cardiovascular-disease