Body & Mind

Jaringan Tulang Rawan dan Fungsinya untuk Tubuh

1 mins 25 October 2021

Tulang rawan merupakan jaringan tulang yang menghubungkan bagian-bagian tubuh manusia. Bisa dikatakan, tulang rawan merupakan bentuk awal sebelum menjadi tulang. Namun seiring dengan tubuh yang semakin berkembang, tulang rawan pun semakin kuat hingga menjadi tulang biasa.

 

Apa Itu Jaringan Tulang Rawan?

Tulang rawan dapat diartikan sebagai jaringan tulang yang keras namun fleksibel. Dibandingkan dengan tulang biasa, tulang rawan jauh lebih rentan. Karena karakter inilah, jaringan ini disebut dengan tulang rawan.

 

Secara kasat mata, tulang rawan dapat dijumpai di beberapa bagian tubuh. Misalnya saja seperti di hidung dan daun telinga. Selain itu, tulang rawan juga dapat dijumpai di antara tulang biasa. Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi jaringan tulang rawan sebagai penghubung bagian-bagian tubuh manusia.

 

Fungsi Tulang Rawan Bagi Tubuh

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, fungsi utama tulang rawan adalah sebagai penghubung antar bagian tubuh manusia. Meski demikian, tulang rawan juga memiliki fungsi lain. Berikut beberapa diantaranya:

1.     Untuk membentuk bagian tubuh tertentu, misalnya seperti daun telinga dan hidung.

2.     Mencegah tulang agar tidak saling bertabrakan atau saling bergesekan.

3.   Pada anak-anak, tulang rawan dapat menjadi penyokong tubuh sebelum berkembang menjadi tulang biasa.

 

Jenis-Jenis Tulang Rawan

Secara umum, tulang rawan dapat dibagi menjadi 3 jenis. Setiap jenis memiliki karakternya masing-masing. Untuk lebih memahami ketiganya, berikut penjelasan lebih lengkapnya.

 

  1. Hialin

Bisa dikatakan hialin merupakan jenis tulang rawan yang paling banyak dijumpai dalam tubuh. Hidung, iga, laring dan trakea, Anda bisa menemukan hialin di bagian-bagian tubuh tersebut. Selain itu, hialin juga dapat ditemukan pada permukaan tulang dan berfungsi layaknya bantalan. Tulang rawan hialin punya tekstur yang lentur dan elastis.

 

Sekilas tulang ini memang terlihat rapuh. Meski demikian, tulang ini mampu bertahan dari tekanan hingga titik tertentu. Di dalam hialin, terdapat banyak serat kolagen. Inilah yang membuatnya mampu menambah kekuatan. Namun dibandingkan dengan dua jenis tulang rawan yang lain, hialin tergolong yang paling lemah.

 

  1. Elastis

Jenis tulang rawan yang satu ini dapat dikenali dari sifatnya yang elastis dan cenderung kenyal. Sifatnya yang kenyal tidak terlepas dari serat elastis dan kolagen tipe 2 yang terkandung di dalamnya. Tulang elastis dapat ditemukan di beberapa bagian tubuh, seperti telinga dan epiglotis yang bisa ditemukan dalam tenggorokan. Selain itu, Anda juga bisa menemukannya di trakea dan hidung.

 

  1. Fibrosa

Dari ketiga jenis tulang rawan, bisa dikatakan fibrosa adalah jaringan tulang rawan yang paling kuat. Kekuatan fibrosa berasal dari lapisan kolagen yang tebal. Matriksnya sendiri terlihat keruh dan cenderung gelap.

 

Fibrosa dapat ditemukan di area tubuh yang butuh dukungan kuat. Salah satu contohnya adalah meniscus. Meniscus sendiri merupakan tulang berbentuk C yang berfungsi sebagai bantalan di sendi lutut. Selain itu, fibrosa juga bisa ditemukan di diskus intervertebralis dan area pelekatan ligamen.

 

Perbedaan Antara Tulang Rawan dengan Tulang Keras

Meski sama-sama tulang, ada perbedaan yang sangat fundamental antara tulang rawan dengan tulang keras. Salah satu perbedaan yang paling menonjol dapat dilihat dari kekuatannya. Tulang rawan cenderung lebih, tipis, fleksibel bahkan beberapa ada yang lebih kenyal. Sekilas hal tersebut memang terlihat seperti kelemahan.

 

Namun justru karena karakter inilah, tulang rawan mampu menjadi bantalan dan tahan terhadap gaya tekan. Di sisi lain, tulang biasa punya tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Ada jaringan hidup di dalamnya. Selain itu, matriksnya juga melekat ke lintasan metabolisme tubuh.

 

Gangguan yang Bisa Terjadi Pada Tulang Rawan

Jika tidak dijaga dengan baik, tulang rawan bisa mengalami gangguan. Berikut beberapa gangguan yang bisa terjadi pada tulang rawan.

 

  1. Kostokondritis

Merupakan peradangan yang terjadi pada tulang rawan, khususnya yang menghubungkan antara tulang iga dengan tulang payudara. Rasa sakit kostokondritis mirip seperti penyakit jantung. Selain itu, kostokondritis biasanya juga disertai dengan pembengkakan.

 

  1. Kondroma

Munculnya tumor dari tulang rawan. Inilah yang disebut dengan kondroma. Biasanya, tumor ini tumbuh secara bertahap di tulang yang berada di tengkorak dan sinus. Meski demikian, kondroma juga bisa muncul di area lain, seperti tulang iga, paha, kaki, tangan dan lengan atas.

 

  1. Chondromalacia Patellae

Penyakit ini biasanya menyerang area lutut. Karena itulah, banyak yang menyebutnya dengan nyeri lutut. Chondromalacia patellae terjadi akibat kerusakan atau pelunakan yang terjadi pada tulang lunak yang berada di bawah tempurung lutut. Saat tulang paha dan tulang lutut bergesekan, nyeri akan dirasakan.

 

  1. Osteoarthritis

Gangguan ini terjadi karena bantalan tulang yang semakin menipis. Osteoarthritis bisa terjadi di mana saja. Biasanya, gangguan ini lebih sering terjadi pada persendian lutut, tangan, tulang belakang dan pinggul. Selain sakit, penderita osteoarthritis biasanya juga akan mengalami pembengkakan dan sulit menggerakkan sendi yang terdampak.

 

  1. Akondroplasia

Akondroplasia merupakan gangguan kesehatan yang menyebabkan tulang rawan tidak dapat berkembang menjadi tulang dewasa atau tulang keras hingga menyebabkan dwarfisme. Selain itu, Akondroplasia juga bisa menyebabkan obesitas, gangguan pernafasan, lordosis hingga infeksi yang terus muncul.

 

Masalah kesehatan yang terjadi pada tulang rawan sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Nutrisi sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang. Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tulang, minum Anlene Actifit 3X atau Anlene Gold 5X setiap hari.



Referensi:

hellosehat.com/muskuloskeletal/tulang-rawan/

kompas.com/skola/read/2021/07/13/140844969/tulang-rawan-pengertian-fungsi-dan-jenisnya

sehatq.com/artikel/keras-tapi-lentur-itulah-tulang-rawan-pada-tubuh-manusia

Diakses pada: 18 November 2021