Body & Mind

Tulang, Otot dan Sendi yang Kuat Sebagai Investasi Kesehatan

3 mins 25 June 2021

Bila dibandingkan dengan organ lain yang ada di tubuh, tulang, otot, dan sendi, seringkali kurang mendapat perhatian lebih dalam hal prioritas yang harus dijaga. Padahal, bila satu dari ketiga bagian itu bermasalah bisa dipastikan Anda akan kesulitan untuk bergerak bebas. Karena alasan itu pula, kini gerakan menjaga kesehatan tulang, otot, dan sendi semakin digencarkan sebagai bentuk investasi kesehatan di masa depan.

 

Pentingnya Menjaga Kesehatan Tulang, Otot, dan Sendi untuk Masa Depan

Tulang, otot, dan sendi merupakan sistem muskuloskeletal (sistem gerak) yang membuat tubuh dapat bergerak bebas seperti, seperti berdiri, berjalan, membungkuk, menengok, dan berlari.

Selain memungkinkan Anda untuk bergerak, sistem muskuloskeletal ini juga berperan penting untuk mendukung bentuk postur tubuh, menopang berat badan, dan menjaga keseimbangan pergerakan tubuh.

Mengingat peran pentingnya itu, sudah semestinya Anda mulai menjaga kesehatan tulang, otot, dan sendi sejak dini sebagai bentuk investasi kesehatan di masa yang akan datang. Dengan begitu, risiko mengalami gangguan tulang dan sendi yang membuat Anda tidak mampu bergerak aktif di usia tua, bisa dihindari.

Sebaliknya, jika Anda malas menjaga kesehatan tulang, otot dan sendi, risiko mengalami berbagai penyakit kronis seperti radang sendi dan osteoporosis, di kemudian hari tentu akan semakin besar.

 

Menjaga Tulang, Otot, dan Sendi Sebagai Investasi Kesehatan untuk Masa Depan

Berangkat dari kekhawatiran tersebut, Fonterra Brands Indonesia melalui brand Anlene, bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), mengedukasi dan mendorong masyarakat baik dewasa maupun lansia agar tetap rutin beraktivitas fisik, konsumsi nutrisi seimbang dan deteksi dini sebagai bentuk investasi kesehatan untuk masa depan.

Karena sejatinya, gaya hidup aktif sebagai wujud investasi kesehatan di masa yang akan datang dan upaya untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sangatlah penting terutama di masa pandemi seperti sekarang ini, di mana gaya hidup sedentari semakin meningkat di kalangan masyarakat.

Edukasi dan upaya untuk mendorong masyarakat tersebut dilakukan bertepatan dengan Hari Aktivitas Fisik dan Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada tanggal 6 dan 7 April 2021, dalam bentuk virtual press briefing yang bertajuk “Building a Fairer, Healthier Day by Doing Physical Activity” yang diselenggarakan pada 7 April 2021.

Pada kesempatan tersebut, dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes selaku Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa berdasarkan data dari WHO, ada 1 dari 4 orang dewasa dan 3 dari 4 remaja umur 11-17 tahun yang tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik.

Tingkat kebugaran erat kaitannya dengan aktivitas fisik karena orang yang melakukan aktivitas fisik yang cukup maka tingkat kebugarannya akan baik. Hal tersebut dinilai semakin penting di masa pandemi saat ini di mana masyarakat dianjurkan menjalani aktivitas dari rumah saja.

Anjuran tersebut dikhawatirkan akan memicu gaya hidup sedentari dan kurang aktivitas fisik yang akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes, hingga penyakit jantung.

dr. Riskiyana Sukandhi Putra juga menambahkan bahwa sejak tahun 2017, pemerintah Indonesia telah menginisiasi GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) untuk mendorong masyarakat Indonesia agar rutin melakukan aktivitas fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, pola makan gizi seimbang dan deteksi dini penyakit.

Selain itu, dalam upaya meningkatkan aktivitas fisik masyarakat di masa pandemi, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI, telah meluncurkan aplikasi SIPGAR untuk melakukan pengukuran kebugaran jasmani mandiri, program penurunan obesitas melalui Weight Loss Challenge (WLC) serta beberapa upaya edukasi kelompok olahraga dan masyarakat umum terkait peningkatan aktivitas fisik melalui webinar, pelatihan bagi tenaga kesehatan secara daring, sejumlah kompetisi olahraga virtual, senam virtual, dan beberapa rangkaian acara dalam rangka Hari Aktivitas Fisik Sedunia.

Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), dr. Bagus Putu Putra, SpPD-KR, juga menambahkan bahwa lansia dengan usia ≥60 tahun yang aktif secara fisik, memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular, kanker payudara dan prostat, patah tulang, jatuh berulang, cacat ADL (Activity Daily Living), keterbatasan fungsional dan penurunan kognitif.

Untuk itu, seseorang harus aktif melakukan aktivitas fisik sejak dini serta konsumsi asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, sebagai investasi agar tulang cukup padat dan tetap optimal hingga hari tua. Kurang bergerak (sedentari), kurang latihan fisik, atau olahraga tidak teratur juga akan mengurangi tekanan pada tulang sehingga mengurangi pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatkan risiko tulang keropos atau osteoporosis.

Turut hadir juga dr. Siti Pariani, MS., MSc., PhD., FISPH, FISCM, yang merupakan Ketua dan Pendiri Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya. Pada kesempatan itu, dia juga menambahkan bahwa aktivitas fisik dan olahraga penting untuk tetap dilakukan secara rutin, termasuk saat berpuasa. Jika tidak melakukan aktivitas fisik, maka kepadatan tulang akan terus berkurang seiring bertambahnya usia, selain itu otot jadi lembek dan kecil dan sendi menjadi kaku karena tidak digerakkan.

Aktivitas fisik untuk lansia bisa tetap dilakukan selama berpuasa dengan intensitas sedang seperti jalan kaki jarak dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai, naik tangga, hingga berkebun. Selain melakukan aktivitas fisik, lansia juga dianjurkan untuk hindari stres, bersosialisasi dan berdoa untuk minta perlindungan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Event tersebut menjadi bukti komitmen Anlene bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PEROSI yang sudah 20 tahun lebih terus aktif mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tulang, otot dan sendi, termasuk kampanye Ayo Indonesia Bergerak yang diluncurkan tahun 2018 untuk mendukung program pemerintah melawan sedentari.

Bahkan, sejak awal pandemi melanda, Anlene selalu mendampingi masyarakat untuk tetap aktif bergerak di rumah melalui serangkaian kegiatan virtual, baik untuk dewasa maupun lansia. Kegiatan tersebut secara konsisten hingga kini, untuk mengedukasi pentingnya investasi tulang, sendi dan otot sejak dini untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh hingga hari tua.

Gaya hidup sehat dan aktif, serta kebutuhan nutrisi harian menjadi faktor-faktor yang sangat penting. Protein, kalsium, dan vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot. Semua bisa Anda dapatkan dari makanan dan minuman sehari-hari seperti daging ayam dan telur untuk protein tinggi, atau tahu dan segelas susu yang merupakan sumber kalsium dan vitamin D.

Dalam hal ini, Anda bisa mengandalkan Anlene yang akan memberikan Anda nutrisi susu berkualitas tinggi. Anlene menyediakan dua pilihan untuk Anda, yaitu Anlene Actifit dan Anlene Gold Plus yang diformulasikan khusus dalam memenuhi kebutuhan Anda untuk kesejahteraan dan kesehatan tulang, sendi dan otot, serta untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh.

Anlene Actifit mengandung tinggi kalsium, kolagen, vitamin C, protein, vitamin ABDE, magnesium, dan zat besi. Sedangkan Anlene Gold Plus mengandung nutrisi tambahan berupa sumber kalium, serat tinggi, dan tanpa gula tambahan untuk menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah.

Minum Anlene dua kali sehari, setiap hari, dan rasakan manfaatnya untuk tulang, otot dan sendi yang kuat. Anda pun dapat terus bergerak aktif agar tubuh senantiasa bugar dan sehat.