Body & Mind

Kesejahteraan Lansia Ada Aturan Hukumnya, Lho!

3 mins 25 June 2021

Kesejahteraan lansia telah diatur oleh pemerintah. Dengan adanya peraturan tersebut, lansia memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti masyarakat Indonesia lainnya di mata hukum. Lalu bagaimana pemerintah mengatur kesejahteraan lansia?

 

Sekilas tentang Lansia

Menurut UU 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun. Undang-undang tersebut juga membagi lansia ke dalam dua kategori, yaitu;

1. Lanjut Usia Potensial, yaitu lansia yang masih mampu melakukan kegiatan atau pekerjaan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa.

2. Lanjut Usia Tidak Potensial, yaitu lansia yang tidak bisa lagi mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi batasan umur lansia. Di antaranya:
●  Usia pertengahan (middle age) berusia 45-59 tahun;
●  Lanjut usia (elderly) berusia 60-74 tahun;
●  Lanjut usia tua (old) berusia 75-90 tahun;
●  Sangat tua (very old) berusia di atas 90 tahun.

Sedangkan menurut Bee (1996), tahapan masa dewasa terbagi menjadi lima, yaitu:
●  Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun);
●  Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun);
●  Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun);
●  Masa dewasa lanjut ( usia 66-75 tahun);
●  Masa dewasa sangat lanjut ( usia > 75 tahun).

Indonesia memasuki negara berpenduduk tua atau aging society. Maksudnya, jumlah penduduk lansia atau lanjut usia di Indonesia telah mencapai lebih dari 7% dari total jumlah penduduk.

Kirana Pritasari, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Desentralisasi Kesehatan, mengungkap jumlah lansia di Indonesia hampir setara dengan jumlah lansia yang berada di negara-negara G20. Jumlah lansia tentunya akan bertambah setiap tahunnya seiring pertambahan usia.

Bahkan, di tahun 2023, jumlah penduduk lansia diprediksi akan meningkat menjadi 48,2 juta jiwa atau 15,77% dari total populasi. Bertambahnya jumlah populasi lansia artinya kelompok ini akan menghadapi berbagai tantangan atau kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

 

Berbagai Persoalan yang Dialami Lansia

Meningkatnya jumlah lansia artinya mereka semakin berisiko menghadapi tantangan di kehidupan sehari-hari. Secara umum, inilah beberapa tantangan atau masalah yang biasa dihadapi kelompok lanjut usia:

1.  Diasingkan

Meskipun jumlahnya terus meningkat, kelompok lansia masih kalah jumlah dibandingkan kelompok usia yang lebih muda. Hal ini menyebabkan mereka merasa kesepian. Apalagi ketika anak-anak mereka pindah ke tempat lain atau pasangan dan teman mereka telah wafat. Pensiun dari tempat kerja mengakibatkan mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hal ini membuat mereka merasa kesepian dan terasingkan.

2.  Pelecehan Lansia

Usia lanjut pun tidak lepas dari masalah pelecehan. Bahkan hampir 50% lansia pernah mengalami pelecehan, baik dalam bentuk verbal, fisik, maupun finansial. Mereka pun berisiko diabaikan oleh anak atau keluarga mereka. Untuk kasus serius, para lansia harus menghadapi kasus pelecehan sendiri sehingga meningkatkan peluang bagi mereka terkena bahaya yang bisa menyebabkan kematian.

3.  Keterbatasan Finansial

Lansia yang memiliki keterbatasan ekonomi akan semakin bertambah kesulitannya ketika mereka tidak mampu lagi bekerja. Dengan biaya hidup yang terus meningkat sedangkan penghasilan yang tidak sama saat masa produktif, lansia berisiko memiliki masalah finansial. Belum lagi jika ada gangguan kesehatan, biaya pengobatan akan semakin menambah beban finansial mereka.

4.  Masalah kesehatan Fisik dan Mental

Seiring bertambahnya usia, kekuatan fisik pun semakin berkurang. Melemahnya kinerja sistem gerak tubuh, panca indera, dan daya tahan tubuh membuat kelompok ini berisiko mengidap penyakit kronis seperti diabetes, jantung, stroke, kanker, ginjal, artritis, dll. Selain kesehatan fisik, lansia juga berisiko mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, Alzheimer, dan demensia. Malah, menurut WHO, 15% orang dewasa di usia 60 tahun mengalami masalah kesehatan mental.

5.  Malnutrisi
Kelompok lansia juga bisa mengalami malnutrisi yang disebabkan oleh pembatasan diet, depresi, pendapatan yang terbatas, gaya hidup tidak sehat, atau turunnya selera makan. Lansia yang menderita malnutrisi bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan masalah kesehatan lainnya.

 

Latar Belakang Peraturan Kesejahteraan Lansia

Adanya aturan hukum tentang kesejahteraan lansia tidak lepas dari beberapa pertimbangan. Hal ini dicantumkan dalam UU 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lansia yang menjelaskan bahwa:
●  Bangsa Indonesia berhutang budi kepada para lansia yang telah mendidik dan mengajarkan nilai‐nilai luhur tentang kehidupan pada generasi muda.
●  Negara berupaya meningkatkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
●  Mensejahterakan lansia merupakan upaya pelestarian nilai‐nilai luhur agama, budaya, etos kerja, dan patriotisme, juga merupakan penghormatan terhadap nilai‐nilai kemanusiaan.
●  Lansia merupakan komponen bangsa yang penting dalam pembangunan nasional karena memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan sehingga perlu dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berperan dalam masyarakat.

 

Aturan di Indonesia tentang Kesejahteraan Lansia

Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang kesejahteraan lansia dari berbagai aspek kehidupan. Hal ini telah tercantum dalam aturan hukum berikut ini:
●  UU 4/1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo;
●  UU 13/1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;
●  UU 12/1995 tentang Kemasyarakatan;
●  UU 10/1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera;
●  UU 11/1992 tentang Dana Pensiun;
●  UU 23/1992 tentang Kesehatan;
●  Keppres 52/2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia;
●  Keppres 93/2005 tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia;
●  PP 43/2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia;
●  9 Agenda Prioritas (Nawa Cita) Pembangunan Nasional.

Seiring berjalannya waktu, populasi lansia di seluruh dunia semakin meningkat termasuk di Indonesia. Untuk menjamin kesejahteraan mereka, pemerintah pun berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan menetapkan aturan hukum untuk kesejahteraan lansia.

Anda pun bisa memastikan kesejahteraan lansia dimulai dari orang terdekat, baik itu orangtua atau kerabat lainnya. Dengan memperhatikan kesejahteraan lansia, Anda dapat meringankan berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, Anda bisa mulai memperhatikan kondisi kesehatan mereka agar terhindar dari berbagai penyakit yang umumnya menyerang kelompok usia lanjut agar mereka tetap sehat dan bisa melakukan berbagai aktivitas dengan lancar.

Dalam hal ini, dukung pemenuhan nutrisi harian dengan memberikan Anlene Gold Plus yang tidak hanya akan membantu memenuhi kebutuhan kalsium, protein dan kolagen untuk membuat tulang, otot dan sendi selalu sehat dan kuat. Namun, Anlene Gold Plus juga mengandung 3000 mg serat pangan untuk menurunkan kolesterol, 525 mg kalium untuk menjaga tekanan darah, serta tanpa tambahan gula untuk menjaga kadar gula darah.

Pastikan orang-orang tersayang Anda yang sudah lansia dapat beraktivitas dengan lancar. Berikan Anlene Gold Plus dan minum dua kali sehari, setiap hari, agar tulang, otot dan sendi tetap sehat dan kuat untuk mendukung masa tua mereka lebih sejahtera.