Body & Mind

Kurang Asupan Protein, Waspadai Atrofi Otot!

4 mins 16 September 2022

Kondisi tulang yang sehat sangat penting untuk menunjang seluruh aktivitas Anda. Namun,  bukan hanya kesehatan tulang yang patut dijaga. Anda juga harus memperhatikan kesehatan otot agar tetap dapat aktif bergerak meskipun usia terus bertambah. Jangan sampai risiko atrofi otot mengancam kesehatan otot Anda.

Apakah Anda familiar dengan atrofi otot? Kalau Anda belum mengenal penyebab atrofi otot serta cara mengatasinya, maka informasi berikut ini tentu penting untuk menambah wawasan Anda.

Kenali Lebih Dekat dengan Definisi Atrofi Otot

Atrofi otot adalah kondisi penyusutan dan penipisan otot akibat kehilangan jaringan. Masalah kesehatan ini biasanya menyebabkan massa, kepadatan, dan kekuatan otot jadi berkurang. Jika dilihat berdasarkan faktor penyebabnya, atrofi otot dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Disuse Atrophy: timbul akibat minimnya aktivitas fisik, yaitu ketika otot-otot sangat jarang digunakan untuk bergerak dan beraktivitas. Jenis atrofi otot ini kerap dialami orang yang sakit parah sehingga tidak dapat beraktivitas selama berbulan-bulan.

  • Neurogenic Atrophy: disebabkan oleh penyakit yang menyerang saraf sehingga gangguan otot terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat disembuhkan.

Gejala-gejala Atrofi Otot

Beberapa gejala yang dialami pengidap atrofi otot adalah sebagai berikut.

  • Salah satu anggota gerak tubuh terasa melemah.

  • Sulit beraktivitas, seperti berjalan, menggenggam sesuatu, membawa beban, dan lainnya.

  • Anggota gerak tubuh yang mengalami atrofi (tangan atau kaki) tampak mengecil.

  • Keseimbangan tubuh terganggu sehingga rentan terjatuh.

  • Atrofi yang terjadi pada wajah membuat otot-otot wajah melemah sehingga sulit berbicara dan sulit menelan.

Penyebab Atrofi Otot

Atrofi otot terjadi akibat beberapa penyebab berikut ini.

  • Otot jarang digunakan karena harus duduk atau berbaring dalam waktu lama, misalnya saat mengalami lumpuh atau harus tirah baring (bed rest).

  • Kehilangan kemampuan menggerakkan anggota tubuh akibat penyakit saraf, contohnya strok.

  • Cedera seperti jatuh atau luka bakar.

  • Kekurangan gizi, khususnya protein.

  • Berada di tempat yang gravitasinya rendah, contohnya astronot yang bertugas di luar angkasa.

  • Penyakit sendi yang membuat anggota tubuh tidak leluasa bergerak, misalnya osteoarthritis, polimiositis, dan arthritis rheumatoid.

  • Penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, misalnya multiple sclerosis dan sindrom Guillain-Barre.

Cara Mencegah Atrofi Otot

Mencegah atrofi otot tidak sulit asalkan Anda konsisten melakukan beberapa hal penting berikut ini.

  • Menjalani aktivitas fisik meskipun baru sembuh dari penyakit berat. Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter untuk memilih aktivitas fisik terbaik demi meminimalkan risiko cedera.

  • Melakukan gerakan ringan secara rutin jika harus tirah baring dalam waktu lama. Anda bisa mencari referensi aktivitas fisik ringan selama berada di tempat tidur supaya otot tetap aktif bergerak.

  • Memastikan bahwa tubuh senantiasa terhidrasi dengan mengonsumsi air dalam jumlah cukup. Sama seperti bagian tubuh lainnya, otot juga membutuhkan air untuk melindungi sekaligus memegang peranan sebagai pelumas. Otot yang kekurangan air lebih rentan mengalami penyusutan sehingga risiko atrofi semakin besar.

  • Mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang, terutama protein. Manfaat protein sangat penting untuk meningkatkan dan mempertahankan massa otot sehingga risiko atrofi dapat diminimalkan. Ada banyak sekali sumber protein yang dapat dikonsumsi, di antaranya seperti daging merah (sapi dan domba), daging unggas, hidangan laut (seafood), telur, susu dan produk olahannya, serta kacang-kacangan dan produk olahannya.

  • Menyiapkan asupan tambahan untuk melengkapi kebutuhan protein dan gizi lainnya bagi tubuh. Anda juga bisa mengandalkan susu Anlene sebagai sumber protein tambahan untuk mendukung kesehatan otot. Produk susu ini bahkan tak hanya mengandung protein, tetapi juga diperkaya kalsium tinggi, kolagen, dan berbagai jenis vitamin yang penting bagi kesehatan tulang, otot, dan sendi. Konsumsi susu Anlene secara teratur akan mendukung gerak aktif sehingga Anda senantiasa sehat.

Cara Mengatasi Atrofi Otot

Jangan patah semangat jika saat ini Anda sedang menghadapi masalah atrofi otot. Anda bisa mengembalikan kebugaran tubuh dengan melakukan beberapa cara mengatasi atrofi otot berikut ini.

  • Aktivitas fisik: olahraga secara rutin dapat membantu memulihkan kekuatan serta massa otot yang hilang. Namun, Anda harus cermat memilih olahraga sesuai kemampuan dan kondisi fisik. Jenis-jenis olahraga yang direkomendasikan untuk mengatasi atrofi otot yaitu jalan kaki, bersepeda, dan berenang.

  • Fisioterapi: pada umumnya, dokter merekomendasikan fisioterapi untuk mengatasi kasus atrofi otot berat atau atrofi otot yang disebabkan penyakit lainnya seperti strok, kelumpuhan, dan kanker.

  • Terapi stimulasi listrik: jenis terapi ini mengandalkan impuls listrik kecil yang dialirkan ke otot dan saraf pengidap atrofi. Tujuannya agar otot pengidap atrofi berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tubuh.

  • Terapi ultrasonografi: pemanfaatan gelombang suara untuk meningkatkan sirkulasi darah sekaligus meregangkan otot.

  • Operasi: cara mengatasi atrofi otot ini biasanya dilakukan pada kasus yang disebabkan malnutrisi. Kondisi otot yang terlalu kencang (deformitas kontraktur) akan diatasi agar si pengidap kembali dapat leluasa bergerak.

  • Perubahan pola makan: dokter dan ahli gizi akan bekerja sama menyiapkan daftar menu makanan sehat supaya otot mendapatkan nutrisi seimbang dan kondisi atrofi berangsur-angsur membaik. Biasanya, pola makan tinggi protein merupakan kewajiban yang harus dijalani selama mengatasi atrofi otot.

Jangan biarkan masalah atrofi otot merenggut kebebasan Anda dalam beraktivitas. Mari memerangi masalah atrofi otot dengan konsisten hidup sehat mulai hari ini.