Health & Nutrition

Menghitung Berat Badan Ideal dan Berbagai Masalah Kesehatan Akibat Berat Badan

3 mins 4 March 2019

Jangan sekali-kali menyepelekan bobot tubuh. Kelebihan berat badan atau obesitas tak hanya berkontribusi pada melonjaknya tekanan darah dan kolesterol tinggi, tapi juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung. Lalu, berapa berat berat badan yang ideal bagi pria dan wanita dewasa?

Memiliki berat badan yang sehat atau ideal adalah dambaan semua orang. Berat badan yang sehat – tidak terlalu kurus dan tidak kegemukan – akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, batu empedu, kanker dan gangguan kesehatan lainnya. Tentu, berat badan ideal setiap orang berbeda-beda, menyesuaikan pada tinggi badan dan jumlah massa otot yang dimiliki seseorang. Lantas, bagaimana kita dapat mengetahui apakah berat badan kita termasuk ideal? Salah satu cara untuk menghitung berat badan seseorang, yakni dengan rumus BMI (Body Mess Index) atau disebut juga IMT (Indeks Massa Tubuh).

 

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

Indeks massa tubuh alias BMI didapatkan dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Penghitungan berat badan menggunakan satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi badan dihitung dalam satuan meter (m). Berikut rumus untuk mendapatkan indeks massa tubuh:

IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m)2

Contoh: Berat badan Anda 50 kg dan tinggi badan 160 cm (1,60 m).

Berapakah IMT Anda?

IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53 kg/m2

Menurut klasifikasi nilai IMT, Anda termasuk kategori normal atau sehat.

Sumber Departemen Kesehatan RI menyebutkan, klasifikasi nilai IMT adalah sebagai berikut:

< 17.0             : Sangat Kurus

17.0 - 18.5     : Kurus

18.5 - 25.0     : Normal

25.0 - 27.0     : Gemuk

> 27.0             : Sangat Gemuk

Meski IMT memberikan informasi dasar tentang masalah berat badan dan bisa menjadi peringatan terkait obesitas, namun kita tidak bisa menggantungkan sepenuhnya pada angka IMT. Hasil perhitungan IMT sifatnya umum sebab tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti  jenis kelamin, bentuk tubuh, usia, etnis dan tingkat aktivitas seseorang. Meski demikian pengetahuan akan IMT tetap diperlukan sebagai bentuk pengendalian diri terhadap berat badan.

Menjaga berat badan tetap sehat dan ideal adalah hal penting untuk mencegah timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit terkait dengan masalah berat badan. Jika seseorang kelebihan berat badan atau obesitas, maka ia berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Laman verywellhealth.com menyebutkan bahwa, ahli medis menganggap obesitas menjadi faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Bahkan kelebihan berat badan sekitar 20 persen akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, terutama jika memiliki banyak lemak di perut.

Selain penyakit jantung, diabetes tipe 2 juga mengintai orang yang obesitas. Kita dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 dengan menurunkan berat badan, makan diet seimbang, cukup tidur dan olahraga teratur. Untuk penderita diabetes tipe 2, menurunkan berat badan dan rajin olahraga atau aktif berkegiatan fisik akan membantu mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh serta mengurangi kebutuhan akan obat diabetes.

Penyakit lainnya yang terkait dengan kelebihan berat badan adalah kanker usus besar, kanker payudara (pasca menopause), kanker kandung empedu, kanker ovarium dan penyakit  ginjal. Orang dengan obesitas juga kerap mengalami sleep apnea, yang dapat menyebabkan seseorang mendengkur berat dan berhenti bernapas sejenak saat tidur. Sleep apnea dapat menyebabkan kantuk di siang hari dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

 

Mengurangi Risiko Terkena Penyakit yang Disebabkan Obesitas

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, jika Anda dianggap kelebihan berat badan, menurunkan sekitar 5 persen dari berat badan akan menurunkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan secara perlahan dan berangsur-angsur antara 200 gram hingga 1 kilogram per minggu atau tidak lebih dari 1,3 kg per minggu adalah cara paling aman untuk menurunkan berat badan. Jadi tidak langsung turun berat badan secara drastis dalam waktu singkat.

Melakukan olahraga akan membantu mengurangi risiko terkena penyakit yang disebabkan obesitas. Studi yang dilakukan American College of Sports Medicine (ACSM) meneliti berbagai rekomendasi berapa jumlah waktu latihan yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan. Hasil penelitian merekomendasikan untuk melakukan olahraga ringan hingga berat setidaknya 150-250 menit dalam seminggu. ACSM juga menyatakan lebih banyak latihan akan lebih baik lagi.

Untuk mencapai penurunan berat badan yang signifikan, ACSM merekomendasikan olahraga lebih dari 250 menit per minggu. Selain itu, jangan lupa untuk menjalankan pola makan sehat yang juga dapat membantu mengendalikan berat badan.

 

Sumber:

http://www.depkes.go.id/index.php?txtKeyword=status+gizi&act=search-by-map&pgnumber=0&charindex=&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1

https://www.verywellhealth.com/the-link-between-weight-and-heart-disease-3496281

https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/health-risks-overweight

https://www.huffingtonpost.com.au/2017/08/13/whats-a-safe-amount-of-weight-to-lose-in-a-week_a_23074202/