Health & Nutrition

Waspadai Sarkopenia Sebelum Terlambat!

3 mins 28 January 2021

Penyakit osteoporosis dan osteoarthritis bukanlah satu-satunya penyakit yang perlu diwaspadai saat memasuki usia senja, melainkan ada pula sarkopenia. Apa itu Sarkopenia? Sarkopenia adalah sebuah istilah medis yang membahas berkurangnya massa otot yang dibarengi dengan menurunnya fungsi kinerja otot akibat dari proses penuaan yang dialami. Seiring bertambahnya usia, bukan hanya tulang dan sendi saja yang mengalami penurunan fungsi namun massa otot pun juga demikian. 

 

Terhitung sejak usia 25 hingga 80 tahun, massa otot seseorang berkurang sekitar 40%. Masalah otot ini tentunya membatasi ruang gerak seseorang ketika ingin melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Bahkan, saat ini sarkopenia adalah masalah kesehatan yang dianggap paling penting yang dikaitkan dengan berbagai masalah disabilitas yang bisa terjadi di masa senja.

 

 

Penyebab Sarkopenia

 

Masalah penuaan bukan hanya menjadi satu-satunya faktor mengapa massa otot seseorang bisa berkurang sekitar 40% setelah memasuki usia 25 tahun hingga 80 tahun. Lantaran, terdapat berbagai penyebab lainnya yang bisa memicu hal tersebut terjadi di antaranya:

 

1.  Tidak Bergerak Aktif

Membiasakan diri untuk tidak bergerak aktif setiap harinya membuat otot-otot tubuh menjadi lemah dan mudah mengalami kelelahan saat harus menjalani aktivitas olahraga yang cukup berat. Malas bergerak juga dapat memperbesar peluang anda mengalami sarkopenia di usia senja akibat otot-otot tubuh tidak memperoleh intensitas latihan fisik yang memadai untuk mempertahankan massa otot.

 

2.  Gaya Hidup tidak Sehat

Berkurangnya massa otot bisa disebabkan penerapan gaya hidup sehari-hari yang tidak sehat. Misalnya hanya untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya dengan jarak yang dekat, anda lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor dan bukannya memilih untuk berjalan kaki maupun bersepeda sambil melatih kekuatan otot tubuh.

 

Belum lagi, diperparah dengan keseharian anda selama ini di rumah yang hanya dihabiskan untuk gerakan-gerakan statis saja atau minim gerakan. Misalnya bekerja di depan komputer seharian tanpa adanya peregangan, atau lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur dibanding beraktivitas secara aktif baik itu di dalam dan luar rumah.

 

3.  Pola Makan Tidak Seimbang

Mengonsumsi makanan yang tidak seimbang dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami sarkopenia. Lantaran, makanan atau minuman yang anda konsumsi sebenarnya tidak disarankan untuk dikonsumsi untuk otot tubuh. Misalnya makanan yang dikonsumsi miskin protein dan karbohidrat yang membuat massa otot sulit untuk berkembang.

 

4.  Memiliki Penyakit Kronis

Menderita penyakit kronis seperti TBC, osteoporosis, osteoarthritis, dan jenis penyakit lainnya yang mengharuskan anda beristirahat di tempat tidur hingga berbulan-bulan. Tentunya membuat anda kehilangan massa otot karena otot tubuh tidak diberikan latihan dan tekanan selama menjalani masa pengobatan.

 

Keempat hal di atas adalah penyebab utama seseorang rentan mengalami sarkopenia di usia senja, karena massa otot tubuh sebenarnya perlu dilatih secara rutin setiap harinya dengan berolahraga maupun bergerak aktif agar massa otot tubuh tetap terjaga. Menurut para peneliti di luar sana, terdapat beberapa faktor penyebab lainnya misalnya:

 

  • Tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan massa otot.
  • Gangguan pada hormon seperti hormon pertumbuhan, testosteron, dan insulin.
  • Menurunnya kemampuan tubuh untuk mengubah protein menjadi energi.
  • Menurunnya jumlah sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal dari otak ke otot untuk memulai gerakan.  

 

Hal-hal ini diyakini oleh peneliti menjadi penyebab lainnya yang mengakibatkan seseorang mengalami sarkopenia.

 

 

Gejala Sarkopenia

 

Mengetahui gejala awal dari sarkopenia adalah langkah tepat untuk mencegah dan melindungi otot dari berbagai masalah yang berkaitan dengan disabilitas di usia senja. Anda bisa mendeteksi sarkopenia sejak dini dari gejala-gejala umum yang sering terjadi di antaranya:

 

  • Merasakan fisik yang semakin lemah dari waktu ke waktu.
  • Mudah merasa lelah, walaupun tidak melakukan aktivitas yang berat.
  • Kurang aktif.
  • Merasakan tubuh menjadi lebih lambat saat ingin bergerak. 

 

Kondisi-kondisi di atas bisa dirasakan oleh anda saat merasakan kesulitan ketika mengangkat suatu benda yang umumnya bisa diangkat dengan mudah namun kini terasa berat dan sulit untuk dilakukan. Walaupun demikian, guna memastikan apakah gejala-gejala yang dialami tersebut merupakan sarkopenia. Alangkah baiknya, segera periksalah diri ke dokter terdekat untuk memperoleh hasil diagnosa yang lebih akurat terkait penyakit apa yang sedang diderita.

 

 

Apa Efek dari Sarkopenia Terhadap Tubuh?

 

Efek yang ditimbulkan oleh sarkopenia bagi tubuh, tentunya dapat mengganggu berbagai aktivitas keseharian seseorang. Umumnya, penderita sarkopenia akan merasakan tubuh yang semakin melemah seiring dengan semakin berkurangnya massa otot. Yang bisa ditandai dengan berkurangnya kekuatan genggaman tangan, berkurangnya stamina, membuat gerakan penderita menjadi lambat, serta malas bergerak akibat tidak memiliki dorongan atau motivasi untuk melakukannya. Bahkan, penderita sarkopenia juga bisa mengalami penurunan berat badan yang drastis namun belum jelas apa yang menjadi penyebabnya.

 

 

Hubungan Sarkopenia dengan Menopause dan Obesitas

 

Sarkopenia juga sering dikaitkan dengan kondisi menopause dan obesitas. Untuk perempuan menopause, berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kepadatan tulang, massa otot, dan kekuatan otot. Hal ini membuat perempuan menopause rentan terkena sarkopenia karena adanya perubahan usia dan mengalami gangguan pada hormon. Belum lagi, bila perempuan jarang melatih diri dengan latihan fisik, asupan protein tidak tercukupi, dan meningkatnya stres oksidatif. 

 

Sedangkan, hubungan sarkopenia dan obesitas dapat terjadi ketika seseorang mengalami kenaikan jaringan lemak di tubuh. Hal ini bisa terjadi saat proses penuaan yang membuat anda sudah tidak aktif bergerak lagi akibat menurunnya massa otot namun jaringan lemak tubuh naik karena gaya hidup tidak sehat. Inilah hubungan keterkaitan antara menopause dan obesitas dengan sarkopenia.

 

 

Kebiasaan-kebiasaan Buruk yang Bisa Memicu Sarkopenia

 

Walaupun dianggap sepele oleh banyak orang, namun kebiasaan-kebiasaan berikut merupakan faktor yang dapat memicu risiko sarkopenia di usia senja. Ini dia kebiasaan-kebiasaan buruknya:

 

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak baik bagi massa otot. Misalnya fast food, gula, makanan pedas dan berempah.
  • Jarang melakukan aktivitas fisik baik itu olahraga maupun bergerak aktif.
  • Diet tidak seimbang yang membuat protein dan karbohidrat mengalami inkonsistensi sehingga menyebabkan otot menjadi sulit berkembang. Karena otot tidak mendapatkan asupan protein dan karbohidrat yang seimbang. 

 

Ketiga hal ini adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang kerap dilakukan oleh anak muda saat ini dan menjadi pemicu gaya hidup tidak sehat yang membuat massa otot mereka tidak terlatih sejak dini dengan berolahraga sehingga memperbesar kemungkinan mereka terkena sarkopenia saat usia senja. Hal ini diakibatkan oleh gaya hidup tidak sehat yang diterapkan sejak muda dan berimbas di usia senja nanti.

 

 

Cara-cara dalam Mencegah Sarokopenia

 

Setidaknya, ada 2 cara yang bisa anda lakukan untuk mencegah sarkopenia di antaranya:

 

Olahraga Ketahanan Otot

Melatih kekuatan otot sejak muda memang sangat disarankan untuk menjaga massa otot hingga usia senja nanti. Anda bisa memilih olahraga ketahanan otot yang tidak memiliki intensitas fisik yang terlalu berat misalnya latihan aerobik, yoga. Dengan yoga, otot tubuh menjadi kuat dan sangat efektif melawan sarkopenia, karena memiliki dampak positif dalam meningkatkan sensitivitas insulin, sintesis protein, dan menurunkan stres oksidatif, yang dapat mempengaruhi massa dan kekuatan otot.

 

Memenuhi Nutrisi untuk Kesehatan Otot

Keseimbangan asupan baik itu protein dan karbohidrat memang diperlukan sebagai salah satu cara untuk mencegah sarkopenia. Anda bisa memperoleh asupan sumber protein yang baik dari susu, sayuran dan buah. Untuk lansia, anda perlu memenuhi nutrisi protein yang jauh lebih banyak dibanding anak muda. Asupan protein sebesar 1-1,2 gram per kg berat badan per hari merupakan kadar asupan protein yang optimal bagi seorang lansia.

 

Lengkapi kelengkapan nutrisi harian anda untuk mencegah sarkopenia dengan minum Anlene Gold Plus yang akan membantu anda mendukung kebebasan gerak aktif tanpa khawatir osteoporosis. Anlene Gold Plus akan memberikan kamu nutrisi lebih dengan kandungan tinggi kalsium, kolagen, protein plus tinggi serat, kalium dan tanpa adanya penambahan gula untuk tulang, sendi dan otot yang kuat dan sehat, kadar kolesterol, tekanan darah dan gula yang stabil.

 

Bila anda sudah memahami dan mengetahui apa itu sarkopenia dari penyebab hingga cara mencegahnya. Langkah selanjutnya yang perlu anda lakukan adalah lebih mewaspadai jenis penyakit satu ini agar tidak terlambat dalam mendeteksinya dan bisa terhindar dari berbagai masalah disabilitas di usia senja yang bisa diakibatkan menurunnya massa otot seiring dengan proses penuaan.